Sebagaimana terlihat pada grafik pasca ‘spike’ selama 3 bulan... rata-rata selisih keunggulan Ninja 250R dibandingkan CBR 250R sekitar 264 unit.
Faktor harga yang lebih murah sekitar Rp 6 jutaan ternyata enggak bisa mengkatrol Honda CBR250R untuk melibas Ninja 250R.
Demikian pula faktor jumlah varian yang banyak CBR 250R standar dengan CBR250R ABS tidak bisa menjungkalkan Ninja 250R.
Survei kecil-kecilan yang dilakukan juragan mengungkapkan bahwa faktor 2 silinder yang menyumbangkan power yang lebih besar dan suara yang lebih ‘berkesan’ mendorong konsumen memburu Ninja 250R.
Ya, begitu lah konsumen. Padahal dari sisi design terlihat lebih fresssh, teknologi nya lebih canggih dengan adanya fitur ABS ataupun injeksi. Demikian pula panel indikator yang lebih ‘modern’ pun tidak menggoyahkan konsumen.
Memang perlu dicermati pula, bahwa pasokan dari Thailand belum lancar benar mengingat demand di seluruh dunia cukup tinggi sehingga pabrik Honda di Thailand kepayahan dalam memenuhi demand tersebut.
Sebagaimana saya pernah ulas pendekatan pabrikan Honda mesti lebih masif lagi dan harus berusaha menghindari cara promosi yang kurang menguntungkan bagi Honda CBR250R itu sendiri.
Terakhir dengan selisih penjualan sekitar 25 persen setiap bulannya, sebenernya enggak jelek-jelek amat prestasi Honda CBR 250R ini. Di segmen premium ini memang perlu sentuhan ‘khusus’ agar performance CBR250R bisa moncer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar